PEMENANG LOMBA MENULIS PUISI PERTAMBANGAN
Berikut merupakan 3 besar lomba puisi pertambangan yang diadakan oleh KTTU Dept. PSDM Permata FT Unsri:
Dinda,
batu-batu hitam bermekaran,
tersenyum menyambut jari
para jantan pengadu nasib.
Dinda,
rasakan!
Rasakanlah keringatku!
Keringat yang menghidupimu!
Dinda,
usah bermuram durja!
Kala conveyor lagi macet,
kita tetap makan, dinda!
Karena esok,
masih banyak orang sakit.
1. BUKAN GALIH DAN RATNA Karya: Maya Novianasari
BUKAN GALIH DAN RATNA
Karya: Maya Novianasari
Ini bukan lantunan lagu romantis
Bukan pula hikayat mesra
Hanya sebuah gulungan cerita
Bagaimana romantika kami bercinta
Hai kawan,aku sedang jatuh cinta
Dengan si dia yang cantiknya begitu melimpah
Meski kadang tertutup rapat oleh timbunan tanah
Dia begitu memikat,
Selalu menggairahkan saat kujamah
Seakan menjanjikan pesona surga
Dia juga kaya, hartanya membumi menawarkan kebahagiaan yang hakiki
Kami bertemu diranah tandus saat itu, tandus akan petikkan tangan anak adam
Kami dikenalkan oleh konsumeris,
Katanya, dia gadis yang selama ini kucari
Itu benar ? benar sekali
Bulan pertama kami menjalin kasih,
Aku kesulitan mencari rumahnya yang katanya ada di perut bumi
Di bulan kedua, aku mulai mendemonstrasikan cintaku pada ibunya, pertiwi
Bulan selanjutnya, ku ajak dia pergi, aku kata ingin berkeliling dunia dengannya
Semakin hari, ia tambah cantik, beragam rupa lakunya
Memikat investor untuk dapat mengawininya
Gadisku semakin dipuja, dia menggetarkan dunia
Membuat arab menjadi kaya raya,
Menjadikan afrika sebagai raja perhiasan dunia
Juga tanah air ini,
dia mengantarkan Indonesia sebagai salah satu eksportir aurum terbesar
Satu dua tahun berikutnya,
Dalam paradigma cinta kami berdua
Aku memprovokasi janji-janji kemesraan
Berkata bahwa takkan ingkar dalam janji
Tetap menghijaukan ibu pertiwi meski berpuluh kali mengoyaknya
Menghirup kandungan tanahnya secara tepat guna
Meratakan kelayakkan hidup bagi kaki yang juga berhak atasnya
Tiga empat tahun berikutnya,
Dirumput yang sama saat kami jumpa pertama
Pikiranku secara harmonik luntur
Subjektif berpikir hendak mengayakan diri sendiri
Tapi dia, tak segan membiarkanku leluasa mengeruknya lagi, dan lagi
Cinta kami hampa sepihak,
Berkamuflase menjadi pencitraan pembangunan
Kutahu ia semakin goyah, kelelahan, karena kadarnya yang menipis
Sedang aku tak pernah beranjak dari kursiku membopongnya
Atau sekedar mendakwahkan pada yang lain agar turut menjaganya, tak pernah
Semakin kesini, bumi semakin panas saja,
Rumput yang kami pijak semakin kuning,
Seperti berteriak ingin dipayungi
Hari itu, aku mulai sadar
Bahwa cinta tak dapat sejalan jika tak ditepuk bersama
Aku mulai kembali merajut asa
Datang padanya meminta maaf
Ku katakan pada gadisku, aku takkan berjanji lagi, tapi akan belajar bagaimana tetap mejaganya
Gadisku tersenyum membalasnya.
Tahukah kau kawan ?
Ini bukan puisi cinta
Ini coretan bagaimana aku bercerita tantang kami
Aku juga bukan galih
Dia pun bukan ratna
Aku hanya si tukang tambang, dan gadisku ialah apa-apa yang ada didalam bumi
Cinta kami memang tak pernah pupus apalagi putus
Tapi kami ingin cinta kami selalu hidup, selaras dengan sabda alam
Agar polemik negeri surut
Agar kita rukun berteduh di bumi
Dibawah naungan titipan Ilahi
2. Dinda Batubara Karya: Ahmad Andika Meilyan
Dinda Batubara
Karya: Ahmad Andika Meilyan
Dinda,
merpati putih kepakkan sayapnya,
tanda awal langkah haru biru
menuju stockpile yang penuh.
merpati putih kepakkan sayapnya,
tanda awal langkah haru biru
menuju stockpile yang penuh.
Dinda,
batu-batu hitam bermekaran,
tersenyum menyambut jari
para jantan pengadu nasib.
Dinda,
rasakan!
Rasakanlah keringatku!
Keringat yang menghidupimu!
Dinda,
usah bermuram durja!
Kala conveyor lagi macet,
kita tetap makan, dinda!
Karena esok,
masih banyak orang sakit.
3. Anugerah Negeri Karya: Utty Purnama Sari
Anugerah Negeri
Karya: Utty Purnama Sari
Lihat sekeliling dihamparan bumi yg mulai merapuh
Kekayaan berlimpah sampai kepelosok negeri
Siulan angin dengan iramanya
Tanda bumi tetap ramah tanpa kesombongan
Tambang adalah anugerah
Terlahir sebagai sumber masa depan
Kau milik kami..
Cinta kami..
Dengarkan riuhnya melenyapkan sunyi
Itu semangat cinta negri
Jadikan anugerah sebagai senyuman bangsa
Jangan musnahkan kekayaan kami
Hentikan langkah yang hanya merampas dengan sadis
Disini perjuangan kami, niat kami
Menjaga anugerah negeri sampai mati.
Posting Komentar